Parkir Penuh, Jangan Jenuh.


Siang itu di Kampus Sudirman, udara panas dan terik Mentari seperti akan mengupas kulit kepala. Aktivitas Kampus tak seperti biasa, hiruk pikuk rapatnya jejeran kendaraan dan aktivitas mahasiswa. Tepat di depan Kampus FKH, berdiri sebuah bangunan dengan setumpuk beton, yang rencananya akan jadi gedung Parkir Kampus Sudirman Universitas Udayana.

Hari itu, kampus Sudirman bagai kebanjiran motor yang tumpah di sekitaran bahu jalan. Tampak Bli Wayan, Satpam Kampus FKH, tetap berjaga dengan baju dinas coklatnya dan nyaman bercengkrama dengan mahasiswa angkatan lama. Dari kejauhan tampak mahasiswa dengan mengendarai “Diesel Italia”, terlihat bingung mencari parkiran kosong disekitaran kampus ungu yang pas untuk tunggangan kebanggannya. “Parkirannya penuh”, suara Bli Wayan menghampiri mahasiswa itu, sambil menunjuk untuk cari tempat parkir lain. Beruntung, mahasiswa yang saat itu memakai jaket kotak- kotak tebal tersebut , menemukan apa yang dicarinya dan tak begitu jauh dari tempat teguran Satpam yang berasal desa Kesiman itu.

Mahasiswa itu kemudian menghampiri Bli Wayan dan memulai sebuah obrolan sederhana, diiringi suara knalpot mobil dan sepeda motor yang lalu lalang, sesekali terdengar klakson dan pukulan palu para pekerja bangunan serta benturan kerangka besi di tanah kering yang lama tak dibasahi air hujan. “Kapan mahasiswa gak maksa masuk dan bisa ngerti kalau parkiran disini (kampus FKH Unud) benar- benar penuh ya?,”keluh Bli Wayan dengan tangan kanannya menunjuk plang bertuliskan “parkir penuh” dan tangan kiri memegang rokok “putihan” bekas hisapannya. Di depan forum obrolan itu, berderet sepeda motor yang mengapit Pohon Ketapang. Pohon yang saat ini mulai jarang dihampiri burung Perkutut untuk mencari makan. “Kata para pimpinan, rencananya bulan Januari selesai mas. Jadi gak bakal ribet lagi parkirnya” Tutur Bli Wayan dengan logat asli Bali sembari mematikan puntung rokok dan kembali duduk di “singgasana”. Tak lama, mahasiswa itu pun beranjak menuju kedalam kampus untuk mengikuti perkuliahan.

Memang, minimnya lahan parkir menjadi permasalahan warga Universitas Udayana akhir- akhir ini. Pembangunan gedung parkiran berdampak terhadap aktivitas mahasiswa, dosen dan pemangku kepentingan lain. Mahasiswa kadang harus sedikit menelan ludah, tatkala waktu masuk kuliah sudah terlalu mepet, eh mendapat tempat parkir nan jauh pula. Begitupun dosen, ditengah kerja yang padat, mereka harus berebut dengan dosen atau mahasiswa lain untuk sekedar meletakkan mobil, yang akhirnya telat datang ke tempat tujuan.

Sabar adalah kunci utama. Pembangunan gedung parkir yang kabarnya berlantai empat ini pasti tak akan berlangsung lama. Tetap tenang dan jangan panik, semua ini demi kebaikan kita bersama. Semoga gedung Parkir Unud selesai tepat dan sesuai waktunya. Seperti kata pepatah “Berakit- rakit ke hulu, berenang- renang ke tepian. Pembangunan jangan berbelit- belit melulu, mahasiswa butuh belajar tenang dan nyaman.” Meski parkir penuh, jangan jenuh. (Tomcil)



0 Response to "Parkir Penuh, Jangan Jenuh."